Susupi Kelompok Teroris, Mata-mata Yahudi Inilah 'Otak' SITE

MARYLAND - Ketika serangan teroris melanda jantung kota global, ketegangan dimulai. Sejenak kemudian, mata warga dunia tertuju ke media, mencari jawaban atas pertanyaan; berapa banyak yang tewas dan terluka? Apa yang dilakukan? Siapa yang bertanggung jawab?

Seperti juga ketika Kota Paris dilanda rentetan serangan mengerikan, kecurigaan kuat bahwa kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) berada di balik tragedi itu. Terlebih, hal itu dikonfirmasi media-media dunia dengan menerbitkan sebuah pernyataan dari kelompok “jihad” yang mengklaim bertanggung jawab.

Contoh klaim itu adalah tulisan dalam bahasa Arab dan Prancis, di mana klaim itu berisi peringatan bahwa serangan senjata dan bom yang menewaskan 130 orang itu hanya yang pertama dari “badai" yang akan dimunculkan. Klaim itu juga berisi label Prancis sebagai "modal prostitusi dan cabul”.

Dari mana media-media dunia itu sebegitu cepat memperoleh klaim pernyataan ISIS? Banyak media besar, termasuk TIME dan The New York Times tidak menyebutkan sumber asli penyebar klaim ISIS itu. Sumber awal itu sejatinya dari situs kelompok SITE atau dikenal sebagai situs intelijen yang rajin memantau aktivitas “jihad” secara online.

Tak banyak yang kenal, termasuk bagaimanan SITE bekerja. SITE telah menjadi sumber pertama dari beberapa berita yang paling dipublikasikan di dunia. Contohnya, video pemenggalan wartawan Amerika, Steven Sotloff, pada tahun lalu.

Situs itu rajin mengintai di sudut-sudut gelap internet-- termasuk saluran “jihad” melalui layanan chatting-- dan mencari data intelijen, di mana staf kelompok situs itu menerjemahkan dan mengirim email ke daftar pelanggan yang membayar.

Selain itu tidak banyak juga yang tahu siapa otak di balik situs rahasia ini, dan apa sejatinya agenda mereka itu. SITE sebenarnya singkata dari Search for International Terrorist Entities. SITE adalah, organisasi penelitian swasta nirlaba yang berbasis di Maryland, Amerika Serikat.

Co-founder sekaligus yang menjalankan situs itu adalah Rita Katz, 52. Dia adalah seorang Yahudi Irak yang lihai menjadi mata-mata termasuk menyusup ke kelompok teroris. Wanita itu adalah anak dari pria yang dieksekusi atas tuduhan menjadi mata-mata Israel.

Menurut The Washington Post, Senin (23/11/2015), SITE memberikan informasi intelijen tentang kelompok-kelompok teroris yang dibayar klien demi bisnis dan pemerintah. Rita pernah melayani wawancara langka untuk New Yorker pada tahun 2006. Namun, dia melarang wartawan mengidentifikasi tiga kamar kecil di sebuah lokasi rahasia tempat dia keluar melayani jurnalis.

Misi SITE kerap digambarkan sebagai “informan” untuk meyakinkan orang Amerika dari keseriusan ancaman.

Situs SITE menyatakan bahwa Rita Katz telah mempelajari, melacak dan menganalisi kelompok teroris internasional, mulai dari jaringan global hingga pendanaan terorisme untuk lebih dari satu dekade. ”Sebagai bagian dari pekerjaannya, Katz, telah pergi menyamar untuk pertemuan dengan banyak kelompok teroris, mengumpulkan informasi penting, dan bekerja untuk mengekspose kelompok-kelompok di Amerika Serikat,” tulis situs itu.

”Katz menerima pengakuan khusus pada tahun 2004 dari Direktur FBI Robert Muller atas bantuan luar biasa untuk FBI sehubungan dengan upaya investigasinya,” lanjut situs SITE.

Sepak terjang Katz bukan tanpa kritik. Ada orang-orang yang berpendapat bahwa wanita itu memberikan organisasi seperti ISIS sebuah platform yang lebih besar untuk menyebarkan pesan mereka, sementara kelompok lain menuduhnya melakukan propaganda perang.

Penulis feminis dan aktivis pro-Palestina, Naomi Wolf mempertanyakan agenda SITE di sebuah posting-an di Facebook. Dia mengkritik ketergantungan media pada organisasi itu dalam pelaporannya terhadap serangan di Paris.