Tegang, 2 Pesawat Pembom Nuklir B-52 AS Manuver di Laut China Selatan

Jum'at, 13 November 2015 - 08:02 WIB
Tegang, 2 Pesawat Pembom Nuklir B-52 AS Manuver di Laut China Selatan
Tegang, 2 Pesawat Pembom Nuklir B-52 AS Manuver di Laut China Selatan
A A A
BEIJING - Situasi di Laut China Selatan kembali tegang setelah dua pesawat pembom nuklir B-52 milik Amerika Serikat (AS) bermanuver di dekat pulau buatan China di kawasan sengketa itu. Pesawat pembom nuklir itu mengabaikan teguran keras China yang minta pesawat itu untuk hengkang.

Pentagon mengatakan, penerbangan pesawat pembom nuklir AS adalah misi rutin sesuai hukum internasional. AS tetap menganggap wilayah Laut China Selatan sebagai wilayah internasional, di mana pesawat dan kapal negara mana pun bebas bernavigasi setiap saat.

”Kami melakukan penerbangan B-52 di wilayah udara internasional di bagian dunia sepanjang waktu," kata juru bicara Pentagon Peter Cook dalam konferensi pers, kemarin.

”Ada satu pesawat B-52, ada upaya yang dilakukan oleh pengendali daratan China untuk menjangkau pesawat itu dan pesawat yang terus melanjutkan misinya. Tidak ada yang berubah,” lanjut Cook, seperti dikutip Russia Today, semalam. Juru bicara pentagon lainnya, menyebut tidak hanya satu pesawat pembom yang bermanuver tapi dua.

Manuver pesawat pembom nuklir AS itu berlangsung 8-9 November 2015. Juru bicara Pentagon lainnya, Bill Urban mengatakan, ada dua pesawat pembom yang melakukan misi rutin itu.

Manuver itu hanya berselang sekitar dua minggu setelah kapal perang AS, USS Lassen bermanuver di wilayah yang berjarak 12 mil dari pulau buatan China di Kepualauan Spratly, Laut China Selatan. Aksi kapal perang AS itu telah diprotes keras Kementerian Luar Negeri China.

”Tindakan ini dari kapal perang AS merupakan ancaman bagi kedaulatan dan keamanan China, dan keselamatan orang yang hidup di pulau-pulau itu. Mereka merusak perdamaian dan stabilitas di kawasan itu. Dalam hal ini, pihak China mengungkapkan ketidakpuasan yang ekstrem dan sangat memprotes,” bunyi pernyataan yang ditulis di situs Kementerian Luar Negeri China.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4641 seconds (0.1#10.140)