Tragedi Bocah Suriah Karam saat Akan Ngungsi Menyayat Dunia

Jum'at, 04 September 2015 - 10:00 WIB
Tragedi Bocah Suriah Karam saat Akan Ngungsi Menyayat Dunia
Tragedi Bocah Suriah Karam saat Akan Ngungsi Menyayat Dunia
A A A
ZURICH - Tragedi bocah Suriah berusia tiga tahun yang tewas tenggelam saat akan mengungsi bersama sejumlah warga Suriah ke wilayah Eropa menyayat hati masyarakat dunia. Foto bocah bernama Aylan Kurdi yang tergeletak tak bernyawa di lepas pantai Turki jadi perdebatan sengit negara-negara Eropa.

Para pemimpin Eropa, termasuk Perdana Menteri Inggris, David Cameron, telah menuai kecaman karena terlalu pelit untuk menerima para pengungsi Suriah. Padahal, mereka melarikan diri dari negaranya untuk mengindari perang yang tak kunjung usai.

Sebanyak 28 negara Uni Eropa kemarin terlibat ketegangan dalam sebuah diskusi setelah tragedi Aylan Kurdi menjadi pemberitaan media-media dunia. (Baca: Bocah Suriah 3 Tahun Lari dari Perang, Tewas Terdampar di Turki)

Aylan Kurdi bersama keluarganya sejatinya ingin mengungsi ke wilayah Yunani. Namun, tragis perahu yang mereka tumpangi terbalik saat dalam perjalanan berbahaya melintasi laut internasional. Para pemimpin Eropa terdiam, ketika tragedi Aylan Kurdi dianggap sebagai krisis pengungsi terburuk sejak Perang Dunia II.

Dalam pertemuan negara-negara Uni Eropa, Prancis dan Jerman tekah sepakat bahwa Uni Eropa sekarang harus memberlakukan kuota mengikat dari negara-negara anggota Uni Eropa yang harus menerima para pengungsi Suriah.

”Kami setuju bahwa kita perlu kuota mengikat di dalam Uni Eropa untuk berbagi beban. Itu adalah prinsip solidaritas,” ucap Kanselir Jerman, Angela Merkel, kepada wartawan selama kunjungan di Ibu Kota Swiss, Zurich.

Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker, seperti dikutip AFP, Jumat (4/9/2015), pada minggu depan akan mengungkap rencana untuk relokasi sekitar 120 ribu lebih pengungsi untuk meringankan beban negara-negara garis Uni Eropa, seperti Yunani, Italia dan Hungaria.

Presiden Uni Eropa, Donald Tusk, juga meminta negara-negara anggota untuk berbagi pemukiman minimal untuk 100 ribu pengungsi. Jumlah kuota ini melebihi perjanjian saat ini, yakni, 32 ribu pengungsi.

Di Inggris, surat kabar Guardian melaporkan bahwa Perdana Menteri David Cameron sedang mempersiapkan diri untuk menanggapi tekanan dunia agar Inggris bersedia menerima pengungsi Suriah dalam jumlah besar.

”Rincian final angka, pendanaan, dan lokasi yang direncanakan sedang mendesak di Whitehall," tulis Guardian mengutip sumber-sumber pemerintah Inggris.

Cameron sebelumnya berjanji bahwa negaranya akan memenuhi nya "tanggung jawab moral", setelah tahun lalu Inggris hanya bersedia menerima 216 pengungsi Suriah. Dengan jumlah itu, Inggris dianggap sangat pelit.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4578 seconds (0.1#10.140)