Rencana ISIS Serang India Diduga Rekayasa Intelijen Pakistan

Rabu, 19 Agustus 2015 - 10:39 WIB
Rencana ISIS Serang India Diduga Rekayasa Intelijen Pakistan
Rencana ISIS Serang India Diduga Rekayasa Intelijen Pakistan
A A A
ISLAMABAD - Dokumen rahasia di Pakistan yang menyebut ISIS akan menyerang India diduga rekayasa dari intelijen Pakistan. Mantan wartawan BBC Urdu, Tufail Ahmad, bahkan yakin rekayasa itu disahkan oleh militer Pakistan.

”Ada alasan untuk percaya (dokumen itu) telah ditulis oleh Layanan Intelijen Militer Pakistan (ISI) untuk semua tujuan ideologis dan praktis organisasi jihad,” tulis Ahmad menulis untuk Open Magazine.

Dokumen setebal 32 halaman yang berjudul “A Brief History of Islamic State Caliphate (ISC)”, salah satunya berisi rencana kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) membangun sebuah kelompok teroris di Afghanistan dan Pakistan. (Baca: Dokumen Rahasia di Pakistan Sebut ISIS Tak Minat Serang AS)

Mantan wartawan yang kini bekerja sebagai Direktur Studi Asia Proyek Studi Asia Selatan di Middle East Media Research Institute (MEMRI), menguraikan alasannya mengapa dia percaya dokumen rahasia itu rekayasa intelijen Pakistan bukan karya ISIS.

“Pertama, ISIS tidak dalam praktek memberikan publikasi untuk wartawan. Kedua, kelompok jihad mempublikasikan dokumen audio, video dan teks mereka di forum jihad di internet dan mengedarkan melalui media sosial; dan dalam hal ini dokumen ini tidak berasal melalui cara ini,” ujarnya, seperti dikutip IB Times, Rabu (19/8/2015).

Ahmad juga mengutip analis senior media jihad, Marwan Khayat, yang memonitor ISIS terkait sumber media yang setiap hari dianalisis MEMRI. ”Saya merasa sangat tidak mungkin bahwa ISIS tiba-tiba berbicara tentang sesuatu menyebabkan ‘armageddon’ di India, padahal sebenarnya jarang menyebutkan India atau rencana sesuatu terhadap India dalam publikasi resminya,” kata Ahmad.

Kemarin, tiga pejabat intelijen AS yang mempelajari dokumen rahasia itu, menegaskan bahwa dokumen itu otentik, baik dari segi bahasa, gaya penulisan dan pilihan kata-kata yang religius. Klaim intelijen AS itu dikutip sejumlah media AS, salah satunya USA Today.

Ahmad juga pernah mengkritik media-media AS yang pernah salah dalam melaporkan Jaringan Haqqani dan Taliban Afghanistan yang dianggap sama, padahal keduanya merupakan dua entitas yang terpisah.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5366 seconds (0.1#10.140)