Pakai Hercules, Oknum Pejabat RI Coba Selundupkan Burung dari Australia

Rabu, 08 Juli 2015 - 09:05 WIB
Pakai Hercules, Oknum Pejabat RI Coba Selundupkan Burung dari Australia
Pakai Hercules, Oknum Pejabat RI Coba Selundupkan Burung dari Australia
A A A
JAKARTA - Sebuah bocoran e-mail diplomatik Australia berjudul “Galah Gate” mengungkap upaya penyelundupan sembilan burung kakaktua dan beo keluar dari Australia. Burung-burung itu milik oknum pejabat Indonesia dan hendak diselundupkan di pesawat militer Hercules C-130 bantuan dari Australia.

The Daily Telegraph telah memperoleh email internal yang berisi desakan dari instansi Pemerintah Australia untuk mengagalkan upaya penyelundupan sembilan burung itu sebelum pesawat militer terbang ke Indonesia pada November 2013.

Dalam laporan itu tertulis awak pesawat Indonesia terbang dari pangkalan udara Richmond ke Darwin dan kemudian ke Indonesia. Dia tiba tanpa pemberitahuan di pangkalan udara Richmond dan terbang pulang pada 28-23 November, beberapa jam lebih awal dari yang direncanakan.

Salah satu burung berhasil ditemukan oleh pihak berwenang Australia. Menurut dokumen itu, selain sembilan burung, Pemerintah Australia khawatir reptil Australia juga dicoba diselundupkan ke Indonesia.

Australia telah sepakat untuk menyumbangkan beberapa pesawat Hercules C-130 yang telah dinonaktifkan untuk militer Indonesia.

Sembilan burung oknum pejabat Indonesia yang hendak diselundupkan keluar dari Australia itu antara lain, lima Kakaktua Galah, dan empat Beo Ringneck kuning. Semuanya diselamatkan di Richmond, Australia, sebelum diterbangkan ke Indonesia.

“AOCC (AFP Operations Coordination Centre)telah menerima telepon dari Kepolisian Keamanan RAAF Pangkalan Richmond yang telah menerima informasi bahwa kru pesawat Indonesia atau Singapura baru saja membeli lima Kakaktua Galah dan akan mencoba dan menyelundupkan mereka ke sebuah pesawat militer lama,” bunyi bocoran e-mail dari petugas bea cukai Australia.

”Pesawat itu akan meninggalkan Richmond Darwin besok pukul 07.50. Ini (burung-burung) kemudian dibawa pukul 09.00 pagi ini,” lanjut bunyi e-mail tertanggal 28 November 2013, yang dilansir Rabu (8/7/2015).

Pemerintah Australia secara resmi belum mengkonfirmasi bocoran dokumen itu, termasuk identitas para oknum pejabat Indonesia. Begitu juga dengan Pemerintah Indonesia belum merespons dokumen diplomatik dua tahun silam tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4522 seconds (0.1#10.140)