Inggris Kenang Tragedi 7/7 dalam Bayang-bayang Teror Tunisia

Selasa, 07 Juli 2015 - 16:57 WIB
Inggris Kenang Tragedi 7/7 dalam Bayang-bayang Teror Tunisia
Inggris Kenang Tragedi 7/7 dalam Bayang-bayang Teror Tunisia
A A A
LONDON - Inggris mengenang sepuluh tahun tragedi empat bom pada 7 Juli 2005 atau tragedi 7/7 yang menewaskan 52 orang. Namun, peringatan itu dalam bayang-bayang teror di Tunisia beberapa hari yang lalu yang menewaskan banyak warga Inggris.

Perdana Menteri Inggris, David Cameron, meletakkan karangan bunga di taman peringatan tragedi 7/7 di London. Menurut Cameron, ancaman terorisme semakin nyata. Terlebih, puluhan warga Inggris dibantai pria bersenjata di Tunisia pada 26 Juni 2015 lalu.

Teror berdarah di Tunisia itu dianggap teror terburuk yang dialami Inggris sejak pemboman 7/7 satu dekade silam.

”Sepuluh tahun dari serangan 7/7 di London, ancaman terorisme mematikan terus menjadi nyata,” kata Cameron. ”Pembunuhan 30 warga Inggris yang tidak bersalah saat berlibur di Tunisia adalah pengingat fakta brutal. Tapi kita tidak akan pernah takut dengan terorisme,” ujar Cameron.

Sementara itu, media sosial Twitter di Inggris, seperti dikutip Reuters, diramaikan kampanye untuk mengenang para korban serangan 7/7. Para pengguna Twitter ramai-ramai berkampanye dengan dengan tanda pagar #WalkTogether .

Dalam serangan bom 7 Juli 2005, ada empat bom yang meledak. Pertama di kereta api bawah tanah di Aldgate, London. Kemudian bom kedua di Edgware Road dan bom ketiga stasiun Russell Square. Bom keempat, berupa bom bunuh diri meledak berselang satu jam di bus double-decker di Tavistock Square, dekat Russell Square.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5205 seconds (0.1#10.140)